MAKALAH
MANUSIA DAN PENDERITAAN
DISUSUN OLEH:
GABRIEL J.E RATU (12118838)
MUHAMMAD ABDAN SYAKURO (14118411)
MUHAMMAD NABIL RAMADHAN (14118767)
WILDAN MURSYID ANWARI (17118339)
Kelas : 1KA16
FAKULTAS
ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
JURUSAN
SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
DEPOK
2018
Kata
pengantar
Puji syukur
alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga
kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan
ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap
semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari
itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Depok, 26 Maret 2019
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1
1.2.Rumusan Masalah
1
1.3.Tujuan
1
BAB II PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Penderitaan
2
2.2.Siksaan
3
2.3.Kekalutan Mental
7
2.4.Penderitaan dan Perjuangan
9
2.5.Penderitaan, Media Massa dan Seniman
10
2.6.Pengaruh Penderitaan Terhadap Kelangsungan Hidup Manusia
10
2.7.Contoh-Contoh Penderitaa dan Penyebabnya
11
2.8.Penderitaan Sebuah Fenomena Universal
14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
15
DAFTAR PUSTAKA
16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap manusia yang hidup di dunia
pasti pernah merasakan penderitaan. Baik itu ringan atau berat. Hidup tidaklah
selalu bahagia tuhan memiliki caranya sendiri untuk mengukursebarapa kuat iman
kepadanya. Hidup di duniapun tidak selalu menderita, sedih, ataupun susah.
Terkadang saat manusia terlalu
terbuai dengan kesenangan duniawi manusia akan melupakan batasan-batasan yang
ada sehingga tuhan akan memberikan cobaan untuknya yang membuatnya menderita.
Penderitaan selalu datang tak
terduga, manusia takkan pernah tau kapan , jam berapa, menit keberapa,
dan detik keberapa penderitaan akan datang menghampiri hidupnya. Manusia hanya
perlu menjalani hidupnya dengan sebaik baiknya dengan aturan yang berlaku dan
sesuai kepercayaan yang ia anut.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas sebagai berikut :
- Pengertian
Penderitaan.
- Contoh-contoh
penderitaan dan penyebabnya
- Siksaan.
- Pengaruh
penderitaan terhadap manusia dan kelangsungan hidupnya.
1.3. Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
- Untuk
mengetahui dan memahami tentang hubungan manusia dengan penderitaan.
- Untuk
memahami berbagai macam penyebab manusia mengalami penderitaan.
- Untuk
memahami apa saja jenis penderitaan yang terjadi pada manusia berikut
dengan contoh contoh kasusnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Penderitaan
Penderitaan adalah bahasa yang
sering kita dengar. Penderitaan berasal dari kata derita.Kata derita
berasal dari bahasa Sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita
artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. penderitaan
bisa bersifat lahir dan bersifat batin. Setiap manusia memiliki penderitaan
yang berbeda –beda. Manusia dikatakan menderita apa bila dia memiliki masalah,
depresi karena tekanan hidup, dan lain lain.
Penderitaan termasuk realitas dunia
dan manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat
dan ada juga yang ringan. Akibat penderitaan yang bermacam-macam. Ada yang
mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan, ada pula yang menyebabkan
kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum tentu tidak
bermanfaat. Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari seseorang kepada orang
lain, apalagi kalau yang ditulari itu masih sanak saudara.
Menurut agama penderitaan itu adalah
teguran dari tuhan. Penderitaan ada yang ringan dan berat contoh penderitaan
yang ringan adalah ketika seseorang mengalami kegagalan dalam menggapai
keinginannya. Sedangkan contoh dari penderitaan berat adalah ketika seorang
manusia mengalami kejadian pahit dalam hidupnya hingga ia merasa tertekan
jiwanya sampai terkadang Ingin mengakhiri hidupnya.
Penderitaan adalah termasuk realitas
manusia di dunia. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya
intensitas penderitaan.Suatu pristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang
belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Penderitaan adalah bagian
dari kehidupan.
Penderitaan adalah sebuah kata yang sangat
dijauhi dan paling tidak disenangi oleh siapapun. Penderitaan itu ternyata
berasal dari dalam dan luar diri manusia itu sendiri. Atau disebut juga dengan faktor
internal dan eksternal.
Dalam diri manusia ada cipta, rasa dan
karsa. Karsa adalah sumber yang menjadi penggerak segala aktifitas manusia.
Cipta adalah realisasi dari adanya karsa dan rasa. Baik rasa maupun karsa
selalu ingin dipuaskan. Apabila telah dipenuhi barulah manusia akan merasa
senang atau bahagia. Dan jika tidak terpenuhi maka akan menderita.
Rasa kurang mengakibatkan munculnya wujud
penderitaan, bahkan lebih dari itu yaitu rasa takut. Rasa takut setiap saaat
dan setiap tempat dapat muncul. Maka hal itu merupakan musuh utama
manusia (Dr. Orison Sweet Marden)
Sekarang yang paling penting upaya kita
untuk meniadakan rasa takut dan rasa kurang itu Karena keduanya itu termasuk penyakit
batin manusia maka usaha terbaik adalah menyehatkan batin itu. Kita mengetahui
bahwa faktor yang mempengaruhi penderitaan itu adalah faktor internal dan
eksternal. Faktor ini dapat dibedakan dua macam yaitu:
1.
Eksternal murni, yaitu penyebab yang benar-benar
berasal dari luar diri manusia yang bersangkutan.
2.
Eksternal tak murni, yaitu penyebabnya
tampak dari luar diri manusia, tetapi sebenarnya dari dalam diri manusia yang
bersangkutan.
Bila kita mengalami penderitaan maka sikap kita yang
paling jitu adalah "mawas diri". Dengan jalan itu dapat memperoleh
jawaban penderitaan sebagai ujian Allah, sehingga kita menjadi orang yang sabar
dan tawakkal sambil berikhtiar menyingkirkan penderitaan.
2.2. Siksaan
Penderitaan biasanya di sebabkan
oleh siksaan. Baik fisik ataupun jiwanya.Siksaan atau penyiksaan (Bahasa
Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk
menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan
penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja
dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman,
pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau
tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai
suatu cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan
sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang
dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah.Arti siksaan, siksaan berupa
jasmani dan rohani bersifat psikis, kebimbangan, kesepian, ketakutan.
Siksaan Yang Sifatnya Psikis :
Kebimbangan.
Memiliki arti tidak dapat menetukan pilihan mana yang akan dipilih.
Kesepian.
Merupakan rasa sepi yang dia alami
pada dirinya sendiri / jiwanya walaupun ia dalam lingkungan orang ramai.
Ketakutan.
Adalah sebuah sesuatu yang tidak
dinginkan yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa
takut itu dibesar – besarkan tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia.
Ada 10 jenis objek yang paling
sering ditakuti oleh manusia atau mereka yang masuk dalam sumber phobia di muka
bumi ini.
1. Claustrophobia dan Agoraphobia
Ooustrophobia adalah rasa takut
terhadap ruangan tertutup. Agoraphobia adalah ketakutan yang disebabkan
seseorang berada di tempat terbuka.
2. Takut ular
Ini merupakan jenis phobia yang
paling sering dijumpai. Ketakutan secara berlebihan pada ular dikaitkan pada
kemampuan nenek moyang kita bertahan di alam liar. Ular sejak dulu dianggap
hewan berbisa, menjijikkan, dari masa ke masa. Bahkan juga diidentikkan dengan
setan oleh keyakinan tertentu. Ternyata phobia akan ular ini bersifat
evolusioner, diturunkan oleh nenek moyang manusia sejak zaman dulu sampai
sekarag.
3. Takut laba-laba
Ditemukan bahwa kaum perempuan empat
kali lipat lebih banyak jumlahnya yang takut atau jijik pada laba-laba daripada
kaum lelaki.
Pada studi yang dipublikasikan di jurnal Evolution and
Human Behavior, David Rakison dari Carnegie Mellon University di Pittsburgh
mengatakan bahwa bayi perempuan usia 11 bulan mampu mengekspresikan ketakutan
begitu melihat gambar laba0laba dan ular, sedangkan bayi lelaki tidak. Teori
evolusi mengatakan bahwa hal itu wajar, sebab kaum perempuan sering bersua
laba-laba di rumah, atau saat mereka menyiapkan makanan di dapur. Sedangkan
kaum lelaki cenderung diajarkan untuk berani pada hewan tersebut ketika berada
di alam liar
4. Takut pada orang lain
Pernah bertemu orang yang mukanya
memerah saat bicara di depan orang banyak? Berkeringat, susah bicara atau gagap
atau bahkan sampai sakit perut? Itulah ciri-ciri orang yang takut pada orang
lain atau dikenal dengan nama sosialphobia. Sebanyak 15 juta orang Amerika
dewasa menderitanya, demikian menurut National Institute of Mental Health. Yang
parah, kadang bukan saat melakukan pembicaraan di depan umum saja. Penderita
sosialphobia juga kerap kesulitan makan atau minum di depan orang banyak.
Gejalanya baru terlihat setelah memasuki usia puber.
5. Takut ketinggian
Ini adalah jenis phobia yang juga
lumayan banyak penderitanya. Diperkirakan sebagnyak 3-5% dari seluruh populasi
dunia menderita akrophobia, takut berada di tempat tinggi. Pada riset yang
pernah dilakukan, penderita akrophobia merasa semua tempat tinggi berjarak
lebih tinggi dari yang sesungguhnya. Misalnya tinggi sebenarnya hanya 3 meter,
maka di mata penderita akrophobia, mereka seperti melihat obyek yang tingginya
6 meter.
6. Takut kegelapan
Takut pada kegelapan yang diderita
anak-anak ternyata adalah phobia paling umum juga. “Anak-anak mempercayai
imajinasinya bahwa di kegelapan bisa mendadak muncul hanti, penculik, atau
perampok,” jelas Thomas Ollendick, profesor psikologi dan direktur Child Study
Center di Virginia Tech. Secara normal, ketakutan ini akan hilang seiring
dengan bertambahnya usia. Namun jika hingga usia dewasa kita masih menderita
ketakutan pada gelap, maka artinya kita menderita nyctophobia.
7. Takut kilat dan halilintar
Bagi para penderita phobia ini,
suara halilintar dan kilat akan terasa seperti menghentak jantung, bahkan
membuat mereka berkeringat. Penderita yang parah bahkan sampai memutuskan
pindah ke daerah yang aman dari petir dan kilat., demikian kata John Westefeld,
ilmuwan dari University of Iowa.
Westefeld melaporkan, dari surveinya
terhadap mahasiswa di tahun 2006, sebanyak 73% menderita ketakutan ringan pada
cuaca. Namun kebanyakan mereka malu untuk mengakuinya. Bagi mereka yang phobia
pada kilat dan halilintar, ada baiknya mulai melatih rasa panik dan kecemasan.
8. Takut terbang
Jangan dikira mereka ini orang udik
yang belum pernah naik pesawat, sebab faktanya sebanyak 25 juta warga Amerika
juga menderita phobia ini. Nama penyakitnya adalah aviophobia, dimana seseorang
sangat takut naik pesawat. Bisa jadi memang sudah sejak lahir begitu, atau ada
yang pernah mengalami kecelakaan pesawat sehingga merasa trauma naik pesawat
lagi, sebab peristiwa mengerikan itu terus terbayang.
9. Takut Anjing
Tidak usah harus anjing besar jenis
doberman, anjing yang imut macam pudel pun ditakuti. Penderita cynophobia ini
mengalami rasa takut digigit anjing, bisa jadi memang pernah digigit atau
melihat orang lain digigit anjing, demikian menurut profesor psikologi Brad
Schmidt dari Ohio State University.
10. Takut Dokter Gigi
Bukan cuma anak kecil lho yang takut
ke dokter gigi, orang dewasa juga ada. Sebanyak 9-20 oersen orang Amerika
ternyata menghindari memeriksakan giginya ke dokter walau sudah dalam kondisi
parah sekalipun. Rasa takut ini lebih disebabkan oleh rasa nyeri yang timbul
ketika plak gigi dibersihkan, dan memang tidak semua orang bisa menahannya
Penyebab phobia
Ahli-ahli medis mempunyai pendapat
yang berbeda-beda dan banyak penderita yang mempunyai teori tentang asal mula
dati ketakutan mereka. Kebanyakan phobianya dimulai dengan suatu schock
emosional atau suatu tekanan pada waktu tertentu, misalnya pekerjaan baru,
kematian dalam keluarga, suatu operasi atau sakit yang serius. Beberapa
penderita mengatakan bahwa mereka memang merasa gelisah dan tertekan sejak
masih kanan-kanak, tetapi phobia juga dapat berkembang dalam diri orang-orang
yang kelihatannya tenang dan mantap.
Untuk mengatasi phobia yaitu dengan
hipnoterapi. mengkondisikan gelombang otak klien pada gelombang alfa atau theta
dan menjaganya pada gelombang tersebut. Ketika klien berada pada gelombang alfa
atu theta, maka semua memori yang pernah terjadi pada diri klien mulai dari
janin sampai dia dewasa dapat diakses atau diingat kembali. Betul, itulah kehebatan
pikiran bawah sadar kita yang mampu merekam semua kejadian/peristiwa yang
pernah kita alami. Dengan begitu kita dapat mengetahui kapan pertama kali klien
mengalami kejadian yang membuatnya phobia. Dengan mengetahui pemicu pertama
kalinya klien mengalami phobia, maka hal ini dapat diatasi dengan mudah.
2.4 Kekalutan Mental
Gejala-gejala permulaan pada orang
yang mengalami kekalutan mental adalah sebagai berikut :
- nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing,
sesak napas, demam, nyeri pada lambung
- nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas,
ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
- Selalu iri hati dan curiga, ada kalanya
dihinggapi khayalan, dikejar-kejar sehingga dia menjadi sangat agresif,
berusaha melakukan pengrusakan atau melakukan detruksi diri dan bunuh
diri.
- Komunikasi sosial putus dan ada yang disorientasi
social
- Kepribadian yang lemah atau kurang percaya diri
sehingga menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri, ( orang-orang
melankolis)
- Terjadinya konflik sosial – budaya akibat dari
adanya norma yang berbeda antara dirinya dengan lingkungan masyarakat.
Tahap – tahap gangguan jiwa :
- Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala
kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohaninya.
- Usaha mempertahankan diri dengan cam negatif,
yaitu mundur atau lari, sehingga cara benahan dirinya salah; pada orang
yang tidak menderita gantran kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru
lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi
bukan melarikan diri dan persoalan, tetapi melawan atau memecahkan
persoalan.
- Kekalutan merupakan titik patah (mental
breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan
- Krisis ekonomi yang berkepanjangan telah
menyebabkan meningkatnya jumlah penderita penyakit jiwa, terutama gangguan
kecemasan.
- Dipicu oleh faktor psychoeducational. Faktor ini
terjadi karena adanya kesalahan dalam proses pendidikan anak sejak kecil,
mekanisme diri dalam memecahkan masalah. Konflik-konflik di masa kecil
yang tidak terselesaikan, perkembangan yang terhambat serta tiap fase
perkembangan yang tidak mampu dicapai secara optimal dapat memicu gangguan
jiwa yang lebih parah.
- Faktor sosial atau lingkungan juga dapat berperan
bagi timbulnya gangguan jiwa, misalnya budaya, kepadatan populasi hingga
peperangan. Jika lingkungan sosial baik, sehat tidak mendukung untuk
mengalami gangguan jiwa maka seorang anak tidak akan terkena gangguan
jiwa. Demikian pula sebaliknya. Gangguan jiwa tidak dapat menular, tetapi
mempunyai kemungkinan dapat menurun dari orang tuanya. Namun hal ini tidak
berlaku secara absolut.
Sebab-sebab Timbulnya Kekalutan
Mental
- Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani
atau mental yang kurang sempurna.
- Terjadinya konflik sosial-budaya akibat adanya
norma yang berbeda antara yang bersangkutan dan yang ada dalam masyarakat,
sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi.
- Cara pematangan bathin yang salah dengan
memberikan reaksi berlebihan terhadap kehidupan sosial; overacting sebagai
overkompensasi dan tampak emosional.
Proses – proses kekalutan mental:
Positif, bila
trauma (luka jiwa) yang dialami seseorang, akan disikapi untuk mengambil hikmah
dari kesulitan yang dihadapinya, setelah mencari jalan keluar maksimal, tetapi
belum mendapatkannya tetapi dikembalikan kepada sang pencipta yaitu Allah SWT,
dan bertekad untuk tidak terulang kembali dilain waktu.
Negatif, bila
trauma yang dialami tidak dapat dihilangkan, sehingga yang bersangkutan
mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang
dicita-citakan. Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari
bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya
menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu
dapat lahir atau batin, atau lahir batin. Sedangkan perjuangan merupakan usaha
manusia untuk keluar dari penderitaan.
2.4.
Penderitaan dan Perjuangan
Setiap manusia pasti mengalami
penderitaan, baik secara berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian
kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada manusia itu
sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan
menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia adalah makhluk berbudaya,
dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau
dialaminya. Hal ini membuat manusia itu kreatif, baik bagi penderita sendiri
maupun bagi orang lain yang melihat atau mengamati penderitaan.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat
manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup
ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu
manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian
penderitaan. Manusia harus optimis, ia harus berusaha mengatasi kesulitan
hidupnya. Allah berfirman dalam surat Arra’du ayat 11, bahwa Tuhan tidak akan
merubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha merubahnya.
Pembebasan dari penderitaaan pada
hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi
tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan
disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka. Kita
sebagai manusia hanya bisa merencanakan namun yang Tuhanlah yang yang
menentukan hasilnya.
2.5. Penderitaan, media massa,
dan seniman
Berita mengenai penderitaan manusia silih
berganti mengisi lembaran koran, layar TV, pesawat radio, dengan maksud agar
semua orang yang menyaksikan ikut merasakan dari jauh penderitaan manusia.
Dengan demikian dapat mengunggah hati manusia untuk berbuat sesuatu.
Media massa adalah alat yang paling tepat untuk
mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada
asyarakat luas. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk
menentukan sikap anatara sesama manusia, terutama bagi mereka yang simpati.
Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui
karya seni, sehingga para pembaca dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari
karya tersebut.
2.6. Pengaruh Penderitaan
Terhadap Kelangsungan Hidup Manusia
Penderitaan mungkin akan memperoleh
pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa
sikap positif ataupun sikap negative. Sikap negative misalnya penyesalan karena
tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap positif yaitu
sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian
penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan
penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan.
Orang yang merasa dirinya menderita
akan mendapat tekanan dari dalam jiwanya dan rasa malu. Tak jarang banyak
manusia yang ingin mengakhir hidupnya karena tidak kuat menopang siksaan dalam
hidupnya. Ini terjadi di karenakan kekalutan mental. Kekalutan mental
merupakan suatu keadaan dimana jiwa seseorang mengalami kekacuan dan
kebingungan dalam dirinya sehingga ia merasa tidak berdaya.
Gejala- gejala permulaan pada orang yang mengalami
kekalutan mental sebagai berikut :
a) Fisiknya sering merasa pusing, sesak napas, demam
dan nyeri pada lambung.
b) Jiwanya sering menunjukkan rasa cemas, ketakutan,
patah hati, apatis (kurangnya emosi, motivasi, atau antusiasme).
Terkadang kekalutan mental
bisa berujung pada gangguan jiwa dikarenakan kepribadiaan yang lemah
akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna sehingga orang tersebut
merasa rendah diri.
2.7.
Contoh–contoh Penderitaan dan Penyebabnya
Berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka
penderitaan manusia dapat dibagi menjadi 2 bagian sebagai berikut :
o
Nasip buruk penderitaan ini karenakan perbuatan
buruk manusia yang dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan alam
sekitarnya. Perbedaan nasip buruk dan takdir adalah jika takdir di tentukan
oleh tuhan sedangkan nasib buruk penyebabnya Karena ulah manusia itu sendiri.
Contohnya : penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab tuhan.
Namun dengan kesabaran dan tawakal dan optimise merupakan usaha manusia
untuk mengatasi penderitaan tersebut.
o
Kehilangan orang tua, setiap
manusia pasti mencintai orang tuanya dan memiliki hubungan yang erat dengan
keluarganya. Penderitaan ini adalah yang paling sering kita jumpa dan sangat
sedih tentunya .tapi kesedihan Karena penderitaan diharapkan tidak berlarut
larut karena semua manusia yang hidup pasti akan kembali kepada tuhannya.
o
Kemiskinan , banyak orang yang mederita karena
kemiskinan , merasa tidak pernah cukup dengan apa yang telah ia punya sehingga
mengakibatkan seseorang merasa menderita karena tidak bisa memiliki sesuatu
yang ia inginkan. Ini di karena kan kurangnya rasa syukur manusia atas apa yang
telah di berikan oleh tuhan.
Bencana, tidak ada
seorang pun yang dapat menghindari bencana yang tuhan berikan. Bencana bisa
kapan saja dating dan menimpa siapa saja bahkan seringkali mengakibatkan
kehilangan anggota keluarga. Trauma batin yang diakibatkan karena bencana juga
sulit di sembuhkan.
Setiap penderitaan yang dialami oleh
seseorang membawa pengaruh baik positif maupun negatif. Sikap positif yaitu
sikap optimis dalam menghadapi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian
penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, menyadari
apa yang telah diperbuat selama hidup, dan penderitaan itu hanya bagian dari
kehidupan. Sedangkan sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia,
kecewa, putus asa, ingin bunuh diri, dan bahkan selalu menyalahkan Tuhan.
Ada Pula Contoh Siksaan
o Rasa
Sakit
Rasa sakit adalah rasa yang penderita akibat menderita suatu
penyakit. Rasa sakit ini dapat menimpa setiap manusia. Kaya-miskin,
besar-kecil, tua-muda, berpangkat atau rendahan tak dapat menghindarkan diri darinya.
Penderitaan, rasa sakit, dan siksaan merupakan rangkaian peristiwa yang satu dan lainnya tak dapat dipisahkan merupakan rentetan sebab akibat. Karena siksaan, orang merasa sakit; dan karena merasa sakit, orang menderita. Atau sebaliknya, karena penyakitnya tak sembuh-sembuh, ia merasa tersiksa hidupnya, dan mengalami penderitaan.
Penderitaan, rasa sakit, dan siksaan merupakan rangkaian peristiwa yang satu dan lainnya tak dapat dipisahkan merupakan rentetan sebab akibat. Karena siksaan, orang merasa sakit; dan karena merasa sakit, orang menderita. Atau sebaliknya, karena penyakitnya tak sembuh-sembuh, ia merasa tersiksa hidupnya, dan mengalami penderitaan.
o Neraka
Berbicara tentang neraka, kita selalu ingat kepada dosa. Juga
terbayang dalam ingatan kita, siksaan yang luar biasa, rasa sakit dan
penderitaan yang hebat. Jelaslah bahwa antara neraka, siksaan, rasa sakit, dan
penderitaan terdapat hubungan yang tak dapat dipisahkan satu sama lain. Empat
hal itu merupakan rangkaian sebab-akibat. Manusia masuk neraka karena dosanya.
Oleh karena itu, bila kita berbicara tentang neraka tentu berkaitan dengan
dosa. Berbicara tentang dosa juga berbicara tentang kesalahan.
Dalam Al Qur’an banyak ayat yang berisi tentang siksaan di neraka atau ancaman siksaan. Surat-surat itu antara lain surat Al-Fath ayat 6 yang artinya:
Dan supaya mereka menyiksa orang-orang yang munafik laki-laki dan perempuan, oang-orang yang musyik laiki-laki dan perempuan yang mempunyai persangkaan jahat terhadap Allah. Mereka mendapat giliran buruk. Allah memurkai merekadan menyediakan neraka Jahanam baginya. Dan neraka Jahanam itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali. (Q.S. Al-Fath : 60)
Dalam Al Qur’an banyak ayat yang berisi tentang siksaan di neraka atau ancaman siksaan. Surat-surat itu antara lain surat Al-Fath ayat 6 yang artinya:
Dan supaya mereka menyiksa orang-orang yang munafik laki-laki dan perempuan, oang-orang yang musyik laiki-laki dan perempuan yang mempunyai persangkaan jahat terhadap Allah. Mereka mendapat giliran buruk. Allah memurkai merekadan menyediakan neraka Jahanam baginya. Dan neraka Jahanam itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali. (Q.S. Al-Fath : 60)
Penderitaan dan sebab-sebabnya
o Penderitaan
yang timbul karena perbuatan buruk manusia
Penderitaan ini menyangkut tentang manusia dan lingkungan sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat diperbaiki manusia hingga menjadi nasib baik. Dengan kata lain manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya. Tetapi kalau takdir Allah yang menentukan kita hanya bisa menerima, sedangkan nasib buruk itu manusia sebagai penyebabnya. Maka dari itu manusia dituntut untuk berusaha untuk mendapatkan kehidupan sebaik baiknya dengan cara yang baik pula.
Penderitaan ini menyangkut tentang manusia dan lingkungan sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat diperbaiki manusia hingga menjadi nasib baik. Dengan kata lain manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya. Tetapi kalau takdir Allah yang menentukan kita hanya bisa menerima, sedangkan nasib buruk itu manusia sebagai penyebabnya. Maka dari itu manusia dituntut untuk berusaha untuk mendapatkan kehidupan sebaik baiknya dengan cara yang baik pula.
o Penderitaan
yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan
Ini merupakan kehendak allah, tapi dalam hal inipun manusia masih dapat berusaha yaitu dengan kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat berupa usaha manusia mengatasi penderitaan itu.
Ini merupakan kehendak allah, tapi dalam hal inipun manusia masih dapat berusaha yaitu dengan kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat berupa usaha manusia mengatasi penderitaan itu.
Pengaruh penderitaan
o
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan
dapat pengaruh yang berbeda dari dalam dan luar dirinya.
Diantaranya adalah sikap positif dan negatif:
o
Sikap positif : sikap optimis mengatasi
penderitaan hidup bahwa hidup bukan
sebuah penderitaan yang panjang untuk dia dan disekitarnya sendiri.
sebuah penderitaan yang panjang untuk dia dan disekitarnya sendiri.
o
Sikap negatif : penyesalan karena tidak bahagia,
sikap kecewa, putus asa, ingin
bunuh diri
bunuh diri
2.8. Penderitaan Sebuah Fenomena Universal
Sebenarnya penderitaan terjadi tidak
hanya lantaran perang atau karena tingkah manusia agresif lainnya. Banyak hal
yang menyebabkan penderitaan manusia, seperti; bencana alam, musibah atau
kecelakan, penindasan, perbudakan, kemiskinan dan sebagainya. Penderitaan bisa
dikatakan sebagai fenomena yang universal. Penderitaan tidak mengenal ruang dan
waktu. Ini berarti bahwa penderitaan tidak hanya dialami oleh manusia zaman
sekarang, dimana kebutuhan dan tuntutan hidup semakin meningkat yang mana akan
menimbulkan penderitaan bagi yang tidak mampu untuk memenuhinya. Akan tetapi
penderitaan itu telah ada sejak kelahiran manusia pertama yaitu nabi Adam.
Betapa menderitanya nabi Adam dan Hawa ketika ia harus meninggalkan surga
lantaran tindakannya yang tidak mengikuti perintah Tuhan dan lebih mengikuti
nafsunya dan bujukan syaitan.
Selain itu penderitaan sebagai
fenomena universal tidak mengenal perbedaaan manusia. Maksudnya,
penderitaan juga bisa dialami oleh manusia-manusia suci atau nabi dan rasul.
Begitu universalnya fenomena penderitaan maka tidak mengherankan kalau banyak
para seniman dan filsuf mengangkat penderitaan dalam karya-karya seni dan
ajaran filsafatnya. Bahkan bisa dikatakan hampir semua karya seni lahir dari
imajinasi penderitaan.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Pada hakekatnya penderitaan dan manusia itu
berdampingan bahkan penderitaan itu selalu ada pada setiap manusia karena
penderitaan merupakain rangkaian dari kehidupan. Setiap orang pasti pernah
mengalami penderitaan. Penderitaan itu dapat teratasi tergantung bagaiaman
seseorang menyikapi penderitaan tersebut. Banyak hikmah dan pelajaran yang
dapat diambil dari penderitaan. Tidak semua penderitaan yang dialami oleh
seseorang membawa pengaruh buruk bagi orang yang mengalaminya. Melainkan dengan
penderitaan kita dapat mengetahui kesalahan apa yang telah kita perbuat atau
sebagai media untuk menginstropeksi diri. Karena penderitaan tidak akan muncul
jika tidak ada penyebabnya.
Agar manusia tidak mengalami penderitaan
yang berat untuk itu manusia harus bisa menjaga sikap dan perilaku baik kepada
sesama manusia, alam sekitar, maupun kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena dengan
kita menjaga sikap dan perilaku antar sesama manusia, alam sekitar, dan Tuhan
Yang Maha Esa, kita akan hidup dengan nyaman dan tentram tidak ada gangguan
dari siapapun. Selain itu kita harus yakin dan percaya bahwa Tuhan tidak akan
memberikan cobaan diluar batas kemampuan umatnya.
DAFTAR
PUSTAKA
v Widyo
Nugroho, Achmad Muchji. 1996. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta :
Universitas Gunadarma
v Ali, M.
Daud. 1998. Pendidikan Agama Islam. PT RajaGrafindo Persada : Jakarta.
v Prof. Abdulkadir Muhammad, S.H., 2011. Ilmu Sosial Dasar Umum. Bandung:
Citra Aditya Bakti
v Widyo Nugroho, Achmad Muchji. 1994. Seri diktat
kuliah Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Gunadarma.
v Hakim,
M Arifin. 2001. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta:Pustaka Satya
Drs. Djoko Widagdho, dkk. 2008. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta. PT bumi
aksara.
EmoticonEmoticon