Sabtu, 05 Januari 2019

Perbedaan Masyarakat Kota Pontianak dengan Desa Punggur

Pertama-tama, apakah masyarakat itu?

Menurut R. Linton, masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidupdan bekerja sama, sehingga mereka dapat mengorganisasikan dirinya berpikir tentang dirinya dalam suatu kesatuan sosial dengan batas batas tertentu.

Terdapat beberapa faktor yang dapat menjadi acuan untuk meneliti apa saja perbedaan masyarakat perkotaan dan pedesaan, yang akan dibahas pada artikel kali ini. Subjek yang akan menjadi bahan penelitian kali ini yaitu Kota Pontianak dan Desa Punggur.



1. Jumlah dan kepadatan penduduk

Pada kota Pontianak, sesuai data Dinas Penduduk dan Pencatatan Sipil, terdapat 664.394 warga yang tinggal dan mendiami kota Pontianak derngan jumlah kepadatan penduduk sebanyak 5.145 jiwa/km2. Sedangkan pada desa Punggur, penduduk yang mendiami desa ini sekitar 20.000 jiwa dengan rata rata kepadatan penduduk 300 jiwa/km2.

2. Lingkungan Hidup

Pada kota Pontianak, lingkungan hidupnya telah modern. Belum terdapat banyak gedung perkantoran, terdapat pusat perbelanjaan yang lumayan besar, serta banyak swalayan yang berskala kecil dan besar menyebar di seluruh penjuru kota. Pemukiman warga yang lumayan padat serta mudahnya akses jalan menjadi bagian dari kota ini. Serta sudah terdapat pelabuhan berskala internasional dan bandara berskala internasional. Untuk sektor pendidikan, di kota Pontianak sudah terdapat banyak sekolah negeri dari dasar hingga menengah atas dan perguruan tinggi. Sedangkan pada desa Punggur, lingkungan hidupnya masih dekat dengan alam, ditandai dengan banyaknya hutan dan kebun milik warga sekitar. Akses jalan ke beberapa pelosok masih sulit dilewati kendaraan beroda empat dan bahkan mustahil. Sudah banyak terdapat pasar tradisional serta sekolah negeri yang memadai. Serta pemukiman yang tak terlalu padat. Kebanyakan rumah di desa Punggur terletak di depan kebun mereka masing-masing.



3. Mata Pencarian

Di kota Pontianak, banyak perusahaan yang bergerak di bidang ekonomi dan industri. Jadi,  kebanyakan  masyarakat di kota Pontianak menjalani mata pencarian sebagai pegawai, serta pelayanan bagian jasa. Sedangkan di desa Punggur, masyarakat menjalani mata pencaharian sebagai petani buah dan sayuran serta nelayan.

4. Corak Kehidupan Sosial

Corak kehidupan di kota Pontianak cenderung heterogen. Berbagai suku ras dan agama berkumpul di kota ini, dengan didominasi oleh masyarakat bersuku melayu. Terdapat juga penduduk dengan suku Tionghoa, Jawa, dan Bugis yang merupakan pendatang yang telah menetap dan tinggal dalam waktu yang lama. Sedangkan di desa Punggur , corak kehidupannya cenderung homogen, yaitu suku bugis yang mendominasi desa ini.

5. Stratifikasi Sosial

Dengan kepadatan penduduk yang padat dan jumlah penduduk yang banyak serta berbagai lapisan masyarakat, tentu menjadikan stratifikasi sosial di kota Pontianak lebih kompleks dengan banyak pertimbangan seperti kekayaan, pendidikan, dan lain-lain. Sedangkan di desa Punggur, stratifikasi sosial tidak begitu kompleks dengan masyarakat yang cenderung setara dengan yang lain karena roda ekonomi yang hanya berputar di sekitar kawasan desa saja. Walaupun banyak hasil dari desa yang dikirim dan dijual di kota. 

6. Mobilitas Sosial

Di kota Pontianak, Mobilitas Sosial cenderung lebih besar. Hal ini dikarenakan seorang yang tinggal di kota memiliki peluang yang besar untuk mengalami mobilitas sosial. Banyaknya lowongan pekerjaan serta meningkatnya tingkat pendidikan menjadi salah satu pemicu mobilitas sosial pada  masyarakat kota. Sedangkan pada masyarakat desa, masyarakat cenderung mengalami mobilitas sosial yang lambat. Hal ini dikarenakan lapangan pekerjaan yang tidak terlalu banyak yang menyebabkan mobilitas sosial berjalan lambat. Karna hal ini juga lah banyak penduduk desa yang memutuskan untuk pindah ke kota untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Tak jarang dari mereka yang sukses di kota dan membuka lapangan pekerjaan untuk desa asal mereka yang meningkatkan mobilitas sosial masyarakat desa tersebut, walaupun secara perlahan dan tak secepat kota.

7. Pola Interaksi Sosial

Pola interaksi sosial yang terjadi di masyarakat Kota Pontianak cenderung beragam. Bisa antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok. Hal ini dikarenakan motif-motif sosial masyarakat yang berbeda-beda. Sedangkan pada desa Punggur, pola interaksi yang terjadi cenderung antara individu dan individu, dan kadang terjadi pola interaksi antara individu dan kelompok. Hal ini dikarenakan masyarakat yang bersifat homogen sehingga mereka jarang melakukan pola interaksi antara kelompok dengan kelompok.

8. Solidaritas Sosial

Masyarakat kota Pontianak cenderung memiliki bentuk solidaritas sosial organik. Hal ini ditandai dengan masyarakat yang bersifat heterogen serta terdapat banyak pembagian pekerjaanyang mana setiap bagian dari pekerjaan itu sama-sama penting, sehingga pekerjaan cenderung lebih efisien. Sedangkan masyarakat desa Punggur memiliki bentuk solidaritas sosial mekanik. Hal ini ditandai dengan masyarakat yang bersifat homogen.

9. Kedudukan dalam sistem Strata Administrasi Negara 

Dalam sistem administrasi negara, kota Pontianak berada di tingkat lebih atas, tepatnya di tingkat ketiga setelah negara (NKRI) dan provinsi (Kalimantan Barat). Sedangkan desa Punggur berada di tingkat kelima, setelah kecamatan dan dan kelurahan.




Sumber :
http://islamicgleam.blogspot.com/2015/09/contoh-perbedaan-masyarakat-desa-dan.html
wikipedia.co.id
https://www.kajianpustaka.com














EmoticonEmoticon