Minggu, 25 November 2018

Integrasi Nasional

A.   PENGERTIAN INTEGRASI
Integrasi nasional mempunyai dua pengertian dasar,  yakni integasi dan nasional. Integrasi berasal dari bahasa Latin integrate yang memberi tempat dalam suatu keseluruhan. Dalam KBBI, integrasi berarti pembauran hingga menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh. Kata nasional berasal dari kata nation (Inggris) yang berarti bangsa. Dalam KBBI, integrasi nasional mempunyai arti sebagai berikut :
  1. Secara politis, integrasi berarti proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial  ke dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional
  2. Secara antropologis, integrasi berarti proses penyesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan masyarakat
Howard Wriggins, seorang ahli sosiologi menyatakan bahwa pengertian nasional sudah mengandung adanya integrasi bangsa. Artinya, pernyataan unsur-unsur yang berbeda dari suatu masyarakat menjadi satu kesatuan yang lebih utuh. Atau dengan kata lain, nasional berarti berpadunya unsur-unsur masyarakat kecil dan banyak jumlahnya menjadi satu kesatuan bangsa.
Menurut Ernest Renant, ahli sosiologi Perancis, proses perpaduan itu timbul akibat adanya kesadaran, hasrat dan kemauan untuk bersatu. Pengertian integrasi ini dengan jelas mencerminkan adanya kemajemukan atau pluralitas masyarakat Indonesia. Disini dijumpai adanya pengelompokan masyarakat berdasarkan ikatan premodialisme, daerah asal, bahasa, ras, agama, kepercayaan dan suku bangsa. Kelompok masyarakat ini menyatu menjadi masyarakat besar, yaitu bangsa Indonesia. Kemauan untuk bersatu atau to became together itu muncul akibat adanya berbagai kesamaan , antara lain nasib yang sama dalam perjalanan sejarah.
            Hasrat untuk bersatu sebagai satu kesatuan bangsa terealisasi lelalui konsensus nasional yaitu Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Kemauan untuk bersatu disadari benar oleh para perintis kemerdekaan sehingga bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan pilihan nyata mereka sebagai satu perwujudan integrasi nasional. Walaupun di Indonesia masyarakatnya sangat beragam, tetapi integrasi nasional adalah sesuatu yang telah dicita-citakan oleh bangsa Indonesia sejak dahulu dan harus kita jaga. Dalam masyarakat Majemuk, menurut Myron Weiner diperlukan strategi kebijakan dari pemerintah agar proses integrasi bangsa tersebut dapat berlangsung dan berhasil. Kedua kebijakan itu pertama ialah pengahpusan sifat –sifat budaya utama dari kelompok minoritas yang berlainan dijadikan sebagai budaya nasional. Kedua dibutuhkan penciptaan kesetiaan nasional dengan tidak menghilangkan berbagai macam kebudayaan lokal atau kebijakan ”Bhineka Tunggal Ika”
            Proses integrasi adalah perkembangan progresif dalam rangka mewujudkan penyesuaian yang sempurna antar berbagai unsur kebudayaab yang secara bersama mewujudkan total culture. Sedangkan yang dimaksud dengan tingkat integrasi adalah tapa penyesuaian yang telah dapat dicapai pada suatu titik tertentu  di dalam culture continuum. Dalam berlangsungnya proses perubahan kebudayaan, disintegrasi dan reintegrasi berjalan berdampingan. Dengan demikian tidak ada sebuah kebudayaan yang dapat melakukan integrasi dengan sempurna. Berdasrkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa integrasi nasional adalah penyesuaian unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat.

B.   FAKTOR-FAKTOR PENUNJANG INTEGRASI NASIONAL
Faktor-faktor penunjang integrasi nasional Indonesia adalah sebagai berikut :
  1. adanya faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan
  2. adanya keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Sumpah Pemuda
  3. adanya rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana dibuktikan perjuangan merebut, menegakkan dan mengisi kemerdekaan
  4. adanya rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara, sebagaimana telah dibuktikan oleh banyaknya pahlawan bangsa yang gugur di medan perjuangan
  5. adanya kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan Proklamasi Kemerdekaan, Pancasila dan UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, bahasa kesatuan bahasa Indonesia

C.   FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT INTEGRASI NASIONAL

Dalam tulisannya mengenai heterogenitas politik suku bangsa di Indonesia, William Liddle (1970) mengidentifikasikan ada dua jenis penghalang integrasi, yaitu
  1. berakar pada dimensi pembelahan horisontal yaitu perbedaan suku bangsa, ras, agama dan geografis
  2. pada tingkat vertikal berupa latar belakang elite kota yang berpendidikan dan masyarakat pedesaan yang berpandangan nasional
Sedangkan menurut Geertz (1973), menyatakan bahwa banyak negara di Asia dan Afrika, termasuk Indoneisa menghadapi masalah integrasi nasional. Masalah ini disebabkan oleh pengaruh perasaan premodial yang saling tarik menarik dengan politik sipil untuk membangun suatu negara modern. Perasaan premodial dieliminasi dengan menekan rasa persatuan dan kesatuan. Untuk itu diperlukan simbol berupa kebudayaan Indonesia. Istilah kebudayaan nasional sifatnya tidak netral karena lebih merupakan ideologi politik sehingga cenderung memutlakkan suatu gagasan untuk mengacu pada konsep-konsep budaya.
Adapun secara umum faktor-faktor penghambat integrasi nasional Indonesia adalah sebagai berikut :
  1. masyarakat Indonesia yang sangat beraneka ragam  (heterogen) dalam faktor-faktor kesukubangsaan dengan masing-masing kebudayaan daerahnya, bahasa daerah, agama yang dianut, ras dan sebagainya
  2. wilayah negara yang begitu luas, terdiri dari ribuan kepulauan yang dikelilingi lautan luas
  3. besarnya ancaman,tantangan, halangan dan gangguan yang merongrong keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa baik dari luar maupun dari dalam, misalnya gerakan separatisme
  4. masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di kalangan masyarakat. Dampaknya akan timbul dalam berbagai gejala seperti masalah konflik SARA, demonstrasi dan unjuk rasa
  5. adanya paham ”etnosentrisme” di antara beberapa suku bangsa yang menonjolkan kelebihan-kelebihan budayanya dan sebaliknya menganggap rendah budaya suku bangsa lain
  6. lemahnya nilai-nilai budaya bangsa akibat kuatnya pengaruh  budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa, baik melalui kontak langsung maupun tak langsung

D.   PERWUJUDAN INTEGRASI NASIONAL
Perwujudan Integrasi nasional antara lain dapat dilihat dari:
  1. Pakaian
Pakaian merupakan benda kebudayaan, termasuk di dalamnya pakaian khas Indonesia yang umum yaitu batik, kebaya, peci
  1. Bahasa
Bahasa yang digunakan sebagai perwujudan adalah bahasa Indonesia
  1. Lambang-lambang dan Identitas Kebangsaan
Lambang-lambang yang digunakan adalah Bendera Merah Putih, lagu Indonesia Raya, lambang negara Garuda Pancasila
  1. Landasan Ideologi

Landasan berideologi, bermoral, berbudaya, berbangsa dan bernegara hanya satu yaitu Pancasila. Kesatuan yang dibentuk atas dasar kemajemukan realiatas yang ada dirumuskan dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika
  1. Pola Pergaulan
Pola perilaku bangsa Indonesia yang merupakan bagian dari budaya nasional antara lain
    1. gotong royong (gugur gunung, sambat sinambat dll)
    2. musyawarah untuk mufakat
    3. sopan
    4. ramah
  1. Lembaga
Arena atau forum perwujudan integrasi nasional bisa dilaksanakan melalui berbagai jalur, antara lain :
    1. Lembaga politik dan pemerintahan, seperti MPR, DPR, departemen dan parpol
    2. Lembaga perekonomian, seperti perusahaan, koperasi, perbankan
    3. Lembaga pendidikan, seperti sekolah, kursus, universitas
    4. Lembaga Kemasyarakatan, seperti desa, karang taruna, organisasi olah raga
    5. Lembaga yang bersifat temporer, seperti festival, seminar

Sumber : http://luwestraviari.blogspot.com/2016/09/integrasi-nasional.html


EmoticonEmoticon